Mediapriangan.com - Tingginya angka stunting (bayi gagal tumbuh, red) di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat (Jabar), mendorong HaloPuan turun gunung dan menggerakkan perempuan untuk melawan stunting di tingkat akar rumput.
Koordinator HaloPuan, Poppy Astari mengatakan, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, angka kejadian stunting di Kabupaten Tasikmalaya melebihi angka rata-rata nasional (27,7%), yakni 33,8%.
Dan menurut data Bulan Penimbangan Balita (BPP) pada tahun 2020, angka riil balita stunting di Kabupaten Tasikmalaya dari 5.373 orang pada tahun 2019, naik menjadi 7.731 pada tahun 2020.
Dari data tersebut, ada lima desa di Kabupaten Tasikmalaya dengan angka kejadian stunting tertinggi. Salah satunya adalah Desa Sukamulya, Kecamatan Singaparna, sebesar 47,8%.
"Mengacu kepada data tersebut, hari ini kami tim HaloPuan bersama PDI Perjuangan turun ke Kabupaten Tasikmalaya dan memusatkan Gerakan Melawan Stunting di Desa Sukamulya, salah satunya adalah mengedukasi kaum perempuan tentang sebab dan dampak serta ikhtiar bagaimana melawan stunting dengan memanfaatkan potensi yang ada dan mudah," tutur Poppy, Senin (28/3/2022).
Disini kata Poppy, HaloPuan bergotong royong dengan kader-kader DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya dan anggota DPR RI Dapil Tasikmalaya-Garut, Dony Maryadi Oekon, serta kader-kader posyandu setempat.
"Alhamdulilah sekitar 250 orang dari kalangan ibu hamil, ibu menyusui dengan balita stunting, pasangan usia subur, calon pengantin dan kader-kader posyandu, hadir dalam acara Gerakan Melawan Stunting di Desa Sukamulya ini, dengan menghadirkan nara sumber ahli gizi dari Dinas Kesehatan setempat, kami edukasi mereka," ujar dia.
Dia menambahkan, Gerakan Melawan Stunting merupakan inisiasi Ketua DPR RI Puan Maharani, dengan pertimbangan bahwa untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dari 27,7 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024, tidak bisa hanya dilakukan pemerintah.
Upaya menurunkan angka stunting itu lanjut dia, harus disertai adanya kesadaran warga, terutama keluarga-keluarga tentang bahaya stunting dan pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak-anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
Poppy menyebutkan, Ibu Puan memandang stunting sebagai persoalan penting. karena stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik tetapi juga perkembangan kognisi anak.
"Jika tak ditangani secara serius, generasi masa depan Indonesia akan sulit bersaing di masa akan datang," terang dia.
Kepala Desa Sukamulya, Anzil Hidayat mengatakan, Desa Sukamulya saat ini masih menjadi lokus penanganan stunting. “Maka itu, mari kita bersama, seperti moto HaloPuan, bergerak bersama warga,” kata dia.
Dia juga mengapresiasi tim HaloPuan. “Ini sungguh luar biasa, perjuangan yang sangat hebat dan harus terus digelorakan," ucap dia.