Mengenal Munggahan, Tradisi Orang Sunda dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 22:00 WIB
Acara makan bersama atau cucurak yang digelar BAPENDA Kota Bogor dalam menyambut Ramadhan 1439 H. (Foto: Doc. BAPENDA Kota Bogor)
Acara makan bersama atau cucurak yang digelar BAPENDA Kota Bogor dalam menyambut Ramadhan 1439 H. (Foto: Doc. BAPENDA Kota Bogor)


Mediapriangan.com – Hanya beberpa hari lagi Ramadhan 1444 H akan tiba. Bulan suci yang sangat dirindukan ummat muslim seluruh dunia. Khususnya umat muslim di Indonesia.

Beragam tradisi masyarakat Indonesia dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Salah satunya tradisi masyarakat Sunda yang disebut “Munggahan.”

Saat mendekati datangnya Ramadhan, munggahan kerap dilakukan masyarakat Sunda dengan berbagai kegiatan.

Baca Juga: Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan Siap Luangkan Waktu Demi JPP

Lantas apa itu munggahan?. Berikut penjelasannya seperti yang dikutip mediapriangan.com dari berbagai sumber.

Munggahan merupakan tradisi masyarakat sunda dalam menyambut Ramadhan yang diwariskan secara turun temurun dan masih dilestarikan hingga saat ini.

Munggahan berasal dari Bahasa Sunda yakni “unggah” yang berarti naik, yang bermakna naik ke bulan yang suci atau tinggi derajatnya.

Baca Juga: Doa Menyambut Awal Ramadhan Supaya Hati Tenang dan Lapang, Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Bagi masyarakat Sunda, tradisi munggahan dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, serta membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun ke belakang.

Selain itu, munggahan bertujuan agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Mengenai pelaksanaan munggahan, tidak ada waktu yang ditetapkan oleh masyarakat Sunda untuk melaksanakan munggahan. Namun biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban.

Baca Juga: Perhatikan! Ada 3 Golongan Manusia yang Puasanya Tidak Diterima Allah SWT, Salah Satunya Anak yang Durhaka

Banyak kegiatan dalam tradisi munggahan, seperti berkumpul bersama keluarga untuk bersilaturahmi, makan bersama, saling bermaaf-maafan, berdoa bersama, dan berziarah ke makam keluarga.

Ada yang unik saat pelaksanaan makan bersama dalam munggahan, biasanya makanan disajikan dalam satu alas daun pisang. Dimakan bersama sambil duduk lesehan.

Adapun makanan yang dihidangkan berupa nasi liwet dengan berbagai lauk-pauk, sambal, dan lalapan. Kemudian disajikan dengan menggunakan alas daun pisang untuk dimakan bersama.

Halaman:

Editor: Asep Budi Karyana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X